Project
yang saat ini masih berjalan ini adalah project kolaborasi saya bersama dengan
istri saya (Y Dyah Nugrahini).
Proyek yang bertunjuan mendokumetasikan, mengumpulkan dan mereplika kerja
mainan mainan tradisional di Jawa yang
memiliki potensi sonifikasi. Hingga saat
ini sudah kurang lebih (baru) 7 permainan/mainan yang kami kumpulkan, antara
lain :
- Othok othok
- Uthuk Uthuk
- Rebana Gerabah
- Gangsing
- Saron mainan
- Kitiran Gareng Petruk
KARAKTER PERMAINAN/MAINAN
Secara
karakter, hampir keseluruhan dari mainan yang ada memiliki potensi sonifikasi
yaitu noise, atau bebunyian yang rata rata kurang terstruktur, monoton dan
kasar (harsh). Dari potensi yang dimiliki tiap tiap mainan ini kami melakukan
proses replikasi cara bermain dan membuat potensi komposisi yang bisa di buat
oleh mainan mainan ini.
- AUTHOK AUTHOK
Dasar dari
permainan ini adalah mainan Othok Othok, dinamai othok othok sesuai dengan
bunyi yang dihasilkan. Secara dasar othok othok adalah permainan perkusif,
dimana bunyinya dihasilkan dari pukulan stik kecil di kepala othok otok. Yang
tepukul secara otomatis karena danya gear kecil.
Proses replikasi yang dilakukan pada alat ini adalah dengan pemberian modul trigger yang terdiri dari motor DC, yang dikendalikan dengan relay swithcing yang aktif setelah mendapat CV/trigger. Dengan control master menggunakan gate/trigger sequencer akan di peroleh pola ketukan yang lebih terstruktur/ tidak monoton.
- DYNARON
Modul ini tercipta dari Saron mainan. Repilkasi cara memainkannya di lakukan dengan mengimplan DC motor (dinamo) secara horizontal di atas saron. Ketika motor DC diatas saron mendapat trigger yag mengaktigkan switching relay, maka pemukulnya akan bergerak centrifugal memukul bilah saron nya. Kemudian tinggal menggeser posisi pemukul centrifugalnya kebilah mana yang ingin berbunyi.
- GANGSYNTH
Gangsynth
adalah replikasi dan modifikasi cara bermain serta suara pada gangsing. Secara
dasar gangsing ketika berputar hanya menghasilkan suara berdenging seperti
layaknya oscillasi berfrekuensi tinggi. Tapi pada tahap selanjutnya dilakukan
implant synth pada body gangsing, sehingga menghasilkan bunyi yang lebih
variatif, tidak sekedar denging. Pada tahap awal proses ekperimentasi pertama
dilakukan saat saya mengikuti program IBP3 (Intrument Builder Project) di National
Gallery of Victoria (NGV) Australia.



Proses
eksperimentasi dan pemasangan synth yang saya lakukan selama masa residensi
pada dasarnya mengalami kegagalan. Kegagalan ini terjadi lebih kepada belum
ditemukan formula synth dan power yang bisa dipasang tanpa mempengaruhi
keseimbangan gangsing.
Dimana inti
putaran dari gangsing adalah keseimbangan/balancing. Alih alih dari kegagalan
tahap awal Gangsynth ini terciptalah karya berjudul Spinning Field, dimana saya
menggabungkan sebua material berputar dan medan elektromagnetic yang mampu
menghasilkan bunyi.
Hingga saat
ini project ENDANGERED NOISE masih terus saya jalankan bersama istri saya.
Pada bulan Mei 2016, pada salah satu presentasi tertutup untuk Festival
Europalia, prototype awal dari project ini coba saya presentasikan. Pada tahun ini pula kurator Wok The Rock mengusulkan nama lain untuk karya ini menjadi "Invisible Noise"



